Sabtu, 18 November 2017

GURUKU IDOLAKU

GURUKU IDOLAKU
Oleh: Hanif Fakhri Sujana


            Aku sekolah di SDIT Al-Khawarizmi. Sekolah yang ada di tempat yang terpencil, yaitu Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur/ Tak tahu mengapa aku sangat menyukai sekolah ini. Mungkin karena guru-guru disana yang baik dan tak menyerah mengajar muridnya untuk menggapai cita-cita yang mulia.
            Guru guru di SDIT Al-Khawarizmi memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda. Ada yang baik, sopan dan suka ngomel-ngomel. Walaupun seperti itu mereka tetap guru yang baik hati dan tiap guru mempunyai kelebihan masing-masing. Ada yang jago melukis, olahraga dan yang punya gelar seperti SP, S.Pd dan bahkan ada yang sudah sampai Magister Pendidikan.
            Di antara semua guru-guru di sekolahku, ada satu guru idolaku, yaitu Ustadzah Retno Priastika S.Pd. Dia guru yang tak pernah menyerah untuk mengajar muridnya hingga sekarang. Guru yang mengajar pelajaran Matematika ini lebih suka murid yang berjuang untuk menjadi lebih baik. Walaupun nilainya jelek, Ustadzah lebih senang daripada dengn murid yang tidak mendegarkan penjelasan gurunya, walaupun sudah pintar.
            Ustadzah Retno sifatnya baik dan tak menyerah. Telah mengajar beberapa tahun di SDIT Al-Khawarizmi. Hobinya membaca buku. Beliau sering membeli bukunya di Gramedia. Siapa, sih yang gak kenal Gramedia? Itu, loh! Toko yang banyak menjual buku, alat tulis, ada juga mainan dan lain lain.
            Yang paling kusuka dari Ustadzah Retno Priastika adalah caranya mengajar. Dia bukan hanya mengajar tapi kadang memberikan motivasi dan bercanda. Itulah yang membuatku suka dengan Ustadzah Retno, Tidak hanya itu yang kusuka. Saat Ustadzah Retno mengajar, Ustadzah Retno membuat soal seleksi untuk memasuki Klub Matematika atau Math Club dan akhirnya nilai sudah diberitahu. Saya dengan nilai 30, temanku Hisyam dengan nilai 24, Zulvy dengan nilai 11, Iyan dengan nilai 11 dan Ammar dengan nilai 11.
            Di Math Club kita biasanya melakukan tantangan seperti menjawab soal tercepat, bermain menggunakan tangan dan lain lain. Di Math Club juga ada nilai hasil tantangan. Kadang menang, kadang kalah. Tapi itu tidak masalah. Yang penting bisa happy dan bersenang senang.
Suatu hari ada lomba OSN Matematika. Yang terpilih untuk mewakili sekolah adalah aku, Hisyam dan Naura. Dan Alhamdulillah, saya bisa sampai provinsi.
            Guru-guru di sekolahku banyak yang membuat anak-anak senang belajar dan guru-guru tidak hanya mengajar, ada yang bercanda di sela-sela saat belajar. Aku suka sifat-sifat guru yang berkarakter dan semangat untuk megajar anak didiknya.
            Walaupun telah menerima banyak penghargaan, pasti kalian semua yang sudah dewasa atau anak sekolah pernah tidak mendegarkan perkataan guru. Hayo…. ngaku aja, pasti pernah kan? Akupun pernah membantah guru. Besoknya aku menyesal karna telah membantah guru. Aku takut ilmu yang telah aku terima darinya tidak berkah. Jadi bagi kalian yang masih sekolah jangan sesekali membantah guru. Karena tanpa guru, untuk meraih cita-cita akan sulit sekali terjadi di hidup kalian.
            Harapanku, aku ingin menjadi lebih baik dari yang sekarang dan ingin menjadi seperti Ustadzah Retno, kalau bisa bahkan lebih baik lagi. Ingin mengikuti OSN Matematika lagi di SMP kelak. Berusaha membuat orangtua bangga dengan hasil perjuangan yang telah kita lakukan dan mengejar cita-citaku yang telah lama terpendam di hati. Selalu menghargai teman dan menjaga berlian (buku) yang membuatku pintar. Tak lagi membantah guru, apalagi orangtua. menyimpan memori-memori yang membuat kita bisa mencapai masa depan yang terang dan belajar selalu. Tidak belajar jika hanya mau ulangan. Belajar harus bisa dilakukan kapan saja, Mau sudah tua atau pun muda. Oke kawan kawan, lakukan yang baik-baik dari cerita ini.


PENULIS:
Hanif Fakhri Sujana

Kelas VI-A SDIT Al-Khawarizmi
Tanah Grogot Kalimantan Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar