GURUKU
IDOLAKU
Oleh:
Hanif Fakhri Sujana
Aku
sekolah di SDIT
Al-Khawarizmi. Sekolah yang ada di
tempat yang terpencil,
yaitu Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur/ Tak tahu mengapa aku
sangat menyukai sekolah ini. Mungkin
karena guru-guru disana yang baik
dan tak menyerah mengajar muridnya untuk menggapai cita-cita yang mulia.
Guru
guru di SDIT Al-Khawarizmi
memiliki karakter
dan sifat yang berbeda-beda. Ada yang baik, sopan dan suka ngomel-ngomel. Walaupun seperti itu
mereka tetap guru yang baik hati dan tiap guru mempunyai kelebihan masing-masing. Ada yang jago melukis, olahraga dan yang punya
gelar seperti SP, S.Pd dan bahkan ada yang
sudah sampai Magister
Pendidikan.
Di
antara semua guru-guru
di sekolahku,
ada satu guru idolaku, yaitu Ustadzah Retno Priastika
S.Pd. Dia guru yang tak pernah
menyerah untuk mengajar muridnya hingga sekarang. Guru yang mengajar pelajaran Matematika ini lebih
suka murid yang berjuang untuk menjadi lebih baik.
Walaupun nilainya jelek, Ustadzah lebih senang
daripada dengn murid yang tidak mendegarkan
penjelasan gurunya, walaupun
sudah pintar.
Ustadzah
Retno sifatnya baik dan
tak menyerah. Telah
mengajar beberapa tahun di SDIT
Al-Khawarizmi. Hobinya membaca buku. Beliau sering membeli bukunya
di Gramedia. Siapa, sih yang gak kenal Gramedia? Itu, loh! Toko yang banyak menjual
buku, alat tulis, ada juga mainan
dan lain lain.
Yang
paling kusuka dari Ustadzah
Retno Priastika adalah caranya mengajar.
Dia bukan hanya mengajar tapi kadang memberikan
motivasi dan bercanda.
Itulah yang membuatku
suka dengan Ustadzah
Retno, Tidak hanya itu yang
kusuka. Saat Ustadzah Retno mengajar, Ustadzah
Retno membuat soal seleksi untuk memasuki Klub Matematika atau Math Club
dan akhirnya nilai sudah diberitahu.
Saya dengan nilai 30, temanku Hisyam dengan nilai 24, Zulvy dengan nilai 11, Iyan dengan nilai 11 dan Ammar dengan nilai
11.
Di
Math Club kita biasanya
melakukan tantangan seperti menjawab soal tercepat, bermain menggunakan
tangan dan lain lain. Di
Math Club juga ada nilai
hasil tantangan. Kadang
menang, kadang kalah. Tapi itu tidak masalah. Yang
penting bisa happy
dan bersenang senang.
Suatu
hari ada lomba OSN
Matematika. Yang
terpilih untuk mewakili sekolah
adalah aku, Hisyam dan Naura. Dan
Alhamdulillah, saya bisa sampai
provinsi.
Guru-guru di sekolahku banyak yang membuat anak-anak senang belajar dan
guru-guru tidak hanya
mengajar, ada
yang bercanda di sela-sela
saat belajar. Aku suka sifat-sifat guru yang berkarakter dan semangat untuk
megajar anak didiknya.
Walaupun telah menerima
banyak penghargaan, pasti kalian semua yang
sudah dewasa atau anak sekolah pernah tidak mendegarkan perkataan guru. Hayo…. ngaku aja, pasti pernah kan? Akupun pernah membantah
guru. Besoknya
aku menyesal karna telah
membantah guru. Aku takut ilmu yang telah aku terima darinya tidak berkah. Jadi bagi kalian yang
masih sekolah jangan sesekali membantah guru.
Karena
tanpa guru, untuk
meraih cita-cita
akan sulit sekali terjadi di hidup kalian.
Harapanku, aku ingin menjadi lebih
baik dari yang sekarang dan ingin menjadi seperti Ustadzah Retno, kalau bisa bahkan
lebih baik lagi. Ingin
mengikuti OSN
Matematika lagi di SMP kelak. Berusaha membuat orangtua
bangga dengan hasil perjuangan yang telah kita lakukan dan mengejar cita-citaku yang telah lama
terpendam di hati. Selalu
menghargai teman dan menjaga berlian (buku) yang membuatku pintar. Tak lagi membantah guru, apalagi orangtua. menyimpan memori-memori yang membuat
kita bisa mencapai masa depan yang terang dan belajar selalu. Tidak belajar jika hanya mau ulangan. Belajar harus bisa dilakukan kapan
saja, Mau sudah tua atau pun
muda. Oke kawan kawan, lakukan yang baik-baik dari cerita ini.
PENULIS:
PENULIS:
Hanif Fakhri Sujana
Kelas VI-A SDIT Al-Khawarizmi
Tanah Grogot Kalimantan Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar