2018, APA YANG BARU?
Oleh: Syukron Ya Sukron
Apa
yang baru?
Pertanyaan
yang cukup menarik untuk kita renungkan di moment pergantian tahun masehi ini.
Sebuah pertanyaan yang harusnya membawa kita pada sebuah perenungan tentang
masa hidup kita. Perenungan yang akan membawa kita berbalik sejenak ke belakang
untuk melihat apa saja pencapaian kita, lalu mengevaluasi dan kembali melangkah
dengan target dan tekad yang baru.
Hendaknya
kita tidak menjadikan moment pergantian tahun hanya sebatas seremonial semata
tanpa ada pemaknaan yang mendalam. Lebih dari itu, moment pergantian tahun
harus menjadi pemantik semangat baru, target baru dan perubahan-perubahan baru
yang membawa kita pada perbaikan dan kesuksesan. Maka penting bagi kita untuk
mengevaluasi kondisi diri. Lalu merancang langkah-langkah perubahan.
Apa
yang baru?
Mari
bersama merenungkan. Jangan-jangan yang baru adalah dosa kita, dosa karena telah menghabiskan malam
pergantian tahun dengan banyak kemaksiatan,
banyak bergadang hingga kewajiban lima waktu terlupakan. Jangan-jangan
hutang kita yang baru sebab memaksakan diri memenuhi kebutuhan malam pergantian
tahun seperti membeli atribut tahun baru,
makanan, minuman dan hal-hal lain yang mungkin saat itu harganya
melonjak naik dan dipesan secara berlebihan. Jangan-jangan kondisi tubuh kita
yang kedatangan penyakit baru sebab memaksakan makanan secara berlebihan,
memaksakan untuk bergadang tanpa manfaat atau maaf, mungkin juga memaksakan
barang-barang haram tertelan. Ah, saya
jadi ingat kasus terbaliknya mobil truck tempo hari yang berisi miras di sebuah
daerah menjelang pergantian tahun.
Sahabat!
Mari
kita berbenah. Masih belum terlambat untuk kita perbaiki.
Apa
yang baru?
Mari
kita periksa semua kondisi!
Kondisi
spiritual kita apakah ibadah kita sudah
cukup baik atau masih sangat jauh dari kata baik? Shalat kita, tilawah Qur'an
kita, dan ibadah lainnya? Kondisi
perilaku kita, apakah lebih banyak disukai banyak orang atau justru lebih
banyak dimurkai? Kondisi amal kita, apakah sudah banyak memberika kebermanfaatan bagi sesama atau justru lebih
banyak merugikan? Kondisi keuangan kita,
kesehatan kita, target hidup kita dan kondisi lainnya. Mari periksa dan
perbarui.
Sahabat!
Disadari
atau tidak, Umur kita semakin menua dan
waktu terus berjalan menuju kematian dan hari akhir. Sementara kita lupa
memeriksa apakah dosa baru yang terus kita buat ataukah pahala baru yang terus
kita tambah. Karenanya mari berhijrah! mari berubah! mari kita buat
langkah-langkah perubahan. Diri inipun masih terus berbenah. Mari bersama
melangkah menuju perbaikan dan kesuksesan
Apa
yang baru?
Maka
jawablah, "Inilah diriku yang baru dengan segala perubahan baru yang
membawaku lebih dekat dengan Rabb-ku. "
***
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar berada di kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menta’ati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS Al-Ashr 1-3)
Lombok Tengah, 02/01/18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar